11 Juli 2009

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN TBC


Kasus :

Seorang anak laki-laki umur 6 tahun merupakan anak ketiga dari seorang buruh pabrik, BB 10,6 kg, TB 99 cm, menurut ibunya sejak 6 bulan yang lalu sering terserang demam, tidak dibawa ke dokter tapi hanya diberi obat penurun panas.

Imunisasi yang diberikan sudah lengkap kecuali BCG. Anak ini tinggal dirumah kontrakan yang salah satu anak pemilik rumah tersebut menderita TBC.

Dua minggu yang lalu anak tersebut panas tinggi, dibawa ke dokter dan disarankan untuk dirawat di RS.

Ayahnya berpenghasilan Rp 350.000 per bulan, keadaan rumah berada di pemukiman kumuh dekat tempat sampah yang tidak mempunyai ventilasi dan jendela jarang dibuka.

Hasil pemeriksaan klinis dan fisik :

Kaku kuduk, sianosis, muntah-muntah, perut kejang, sesak nafas, batuk dan pilek.

Hasil pemeriksaan laboratorium :

HB 10 gr/ dl, albumin 3,5 mg %, globulin 3,5 mg %, total protein 7,5 mg %, alkali phospat 11,6 unit, cholesterol 322 mg %, creatinin 0,62 mg %.

Hasil foto thorax :

Spondilitis tuberkulosa.

Terapi medika mentosa :

Stretomicin, INH, ripadus, etibi, prednisone.

Hasil anamnesa gizi sebelum dirawat :

Kalori : 1134 kal

Protein : 42,3 gr

Lemak : 31 gr

Karbohidrat : 121 gr

Nafsu makan sudah membaik



FORMULIR STUDI KASUS

Identitas Pasien

Nama/Inisial : An. X

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 6 tahun

Anak ke : ketiga

I ASSESMENT

I.1 Riwayat Nutrisi

· Kuantitatif

Kalori : 1134 kal

Protein : 42,3 gr

Lemak : 31 gr

Karbohidrat : 121 gr

· Kualitatif

Tidak ada

II.2 Data Antropometri

· BB = 10,6 kg

· TB = 99 cm

· Berat Badan Ideal (BBI) / Ideal Body Weight (IBW)

= (umur dalam th x 2) + 8

= (6 x 2) + 8

= 20 kg

· Nilai Z-skor :

BB/ U 12=10,6 - 20,723,6 - 20,7"> = -3,5 → Gizi Buruk (underweight)

TB/ U 12=99 - 116,1 121,0 -116,1 "> = -3,5 → Gizi Buruk (underweight)

BB/ TB 12 =10,6 - 15,517,0 - 15,5"> = -3,2 → Gizi Buruk (underweight)

Kesimpulan : - Berdasarkan perhitungan BBI, pasien termasuk kategori berat badan kurang karena BBI 20 kg dan berat badan pasien 10,6 kg.

- Berdasarkan Nilai Z-skor termasuk KEP status gizi buruk

II.3 Data Fisik

· Kaku kuduk, sianosis, muntah-muntah, perut kejang, sesak nafas, batuk dan pilek.

· Pemeriksaan Penunjang (Rontgen, PA) :

Hasil foto thorax : Spondilitis tuberkulosa.

Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan rontgen An.X menderita TBC.

II.4 Data Klinis

· Tensi : Tidak ada

· Suhu : Tidak ada

· Nadi : Tidak ada

Kesimpulan : Tidak ada

II.5 Data Laboratorium

Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Keterangan

Hb

10 g/dl

13 – 16 g/dl

Rendah

Albumin

3,5 g/ dl

4 – 5,2 g/ dl

Rendah

Globulin

3,5 g/ dl

1,3 – 2,7 g/ dl

Tinggi

Total protein

7,5 g/ dl

6 – 7,8 g/ dl

Normal

Alkali phospat

11,6 unit

80 – 306 unit

Rendah

Kolesterol

322 mg/dl

<>

Tinggi

Kreatinin

0,62 mg/ dl

<>

Normal

Kesimpulan : Berdasarkan data diatas menunjukkan anemia, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia.

II.6 Data Personal

· Keluhan

muntah-muntah, sesak nafas

· Riwayat Penyakit Dahulu

î 6 bln yang lalu sering terserang demam tidak dibawa ke dokter tapi hanya diberi obat penurun panas.

î Dua minggu yang lalu anak tersebut panas tinggi, dibawa ke dokter dan disarankan untuk dirawat di RS.

· Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

· Riwayat Sosial Ekonomi

Ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik berpenghasilan Rp 350.000 perbulan, tinggal di rumah kontrakan.

· Lingkungan

Di pemukiman kumuh dekat tempat sampah yang tidak mempunyai ventilasi dan jendela jarang dibuka. Anak ini tinggal dirumah kontrakan yang salah satu anak pemilik rumah menderita TBC.


II.7 Data Therapy

· Infus/parenteral

Tidak ada

· Therapy diet yang pernah diterima

Belum pernah diberikan terapi diet

· Obat

î Stretomicin, INH, ripadus, etibi, prednisone.

î Imunisasi yang diberikan sudah lengkap kecuali BCG.

II DIAGNOSIS

II.1 Diagnosis Penyakit

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pasien didiagnosis mengalami TBC dan KEP.

II.2 Diagnosis Gizi

Domain Intake

Problem

Etiologi

Symptom

NI – 1.1

Hypermetabolisme

· Infeksi kuman Mycobcterium tuberculosis

· Demam

· Kondisi dengan diagnosis TBC

NI – 1.4

Kekurangan intake energi

· Kekurangan masupan makanan/ zat gizi

· Penurunan BB

BB aktual 10,6 kg → BBI 20 kg

NI – 2.1

Kekurangan intake makanan dan minuman oral

· Kurangnya kemampuan memenuhi bahan makanan karena keterbatasan prekonomian

· Intake energi tidak mencukupi/ kurang intake protein kualitas tinggi dari makanan dibandingkan dengan standart kebutuhan

· Keterbatasan masalah ekonomi sehingga terbatasnya ketersediaan makanan

· Kondisi dengan diagnosis TBC

NI – 5.2

Malnutrisi protein energi yang nyata

· Kekurangan dlm mendapatkan makanan karena keterbatasan prekonomian

· Albumin 3,5 g/ dl → 4 – 5,2 g/ dl

· Malnutrisi tanpa komplikasi: kurus. Penampakan kurus

NI – 5.3

Kekurangan intake protein - energi

· Ksulitan memperoleh makanan karena keadaan ekonomi

· Intake energi tidak mencukupi dari dietdibandingkan dengan perkiraan/ kebutuhan

· Kurangnya kemampuan dalam menyiapkan makanan

· Pendapatan orangtua pasien kurang untuk membeli makanan yang tepat


Domain Klinis

Problem

Etiologi

Symptom

NC – 2.2

Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus

· Ganguan fungsi organ lain akibat perubahan biokimia

· Hb rendah (10 g/dl) → anemia

· Albumin rendah (3,5 g/ dl) → hipoalbuminemia

· Kolesterol (322 mg/dl) à hiperkolesterolemia

NC – 3.1

Berat badan kurang

· Pola makan salah

· Intake energy kurang

· Keterbatasan mendapatkan makanan

· IMT 27,72 kg/m2 → IMT 25-29,9 kg/m2 (Obesitas I)

· BB actual 82 kg → BB actual > BBI 64,8 kg

Domain Perilaku

Problem

Etiologi

Symptom

NB – 1.4

Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri

· Kurangnya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi

· Asupan makan kurang dari kebutuhan

III INTERVENSI

III.1 Tujuan

1. Memberikan makanan adekuat untuk meningkatkan berat badan normal.

2. Memberikan makanan tinggi energi dan protein secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien untuk mencapai keadaan gizi optimal.

3. Menurunkan asupan kolestrol dari makanan.

4. Memperbaiki kerusakan jaringan atau luka pada paru.

5. Meningkatkan kadar Hb.

6. Menetralkan neuritis.

7. Mencegah dehidrasi.

III.2 Prinsip/ Syarat Diet

1. Energi cukup sesuai kebutuhan Energi 150 kkal/kg BB/ hr.

2. Protein cukup diberikan protein 4 g/ kg BB/ hr.

3. Lemak rendah diberikan 20 % dari kebutuhan energi total yaitu sebesar 35,3 gram.

4. Karhohidrat cukup diberikan 275,7 gram.

5. Vitamin dan mineral cukup.

6. Cairan cukup 150 ml/ kg BB.

III.3 Perhitungan Kebutuhan Gizi

· Energi

150 kkal/kg BB/ hr = 150 x 10.6 = 1590 kkal

Range kebutuhan energi : 1510,5 – 1669,5 kkal

· Protein

4 g/ kg BB/ hr = 4 x 10.6 = 42.4 gr

Range kebutuhan protein 40,3 – 44,5 gram

· Lemak

20 % x 1590 = 318 kkal : 9 = 35,3 gram

Range kebutuhan lemak : 33,5 – 37,1 gram

· Karbohidrat

1590 - (169,6 + 317,7) = 275,7 gram

4

Range kebutuhan KH : 261,9 – 289,5 gram

· Cairan

150 ml/ kg BB = 150 x 1590 ml

III.4 Macam Diet/Bentuk Makanan

· Macam Diet

Diet TKTP/ formula WHO

· Bentuk Makanan

Makanan lunak

III.5 Makanan Yang Boleh/Tidak Boleh Diberikan

· Makanan Yang Boleh Diberikan

1. Sumber KH : beras dibubur/ ditim; kentang direbus; macaroni direbus; roti dipanggang; krekers; tepung-tepungan dibuat bubur/ pudding.

2. Sumber protein hewani : daging empuk, ayam, ikan direbus, ditumis, diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman.

3. Sumber protein nabati : tempe, tahu ditim, direbus, ditumis, pindakas.

4. Lemak : margarine dan mentega; minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.

5. Sayuran : sayuran rendah serat dan sedang seperti: kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.

6. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti: papaya, pisang, jeruk, avokad, nenas.

7. Bumbu : garam, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.

8. Minuman teh encer.

· Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan

1. Sumber KH : beras ketan, beras tumbuk/ merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lainyang manis dan gurih.

2. Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat) serta daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur ceplok/ digoreng.

3. Sumber protein nabati : kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo.

4. Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.

5. Sayuran : sayuran berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, daun papaya, daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.

6. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti, nanas, kedondong, durian, nangka.

7. Bumbu : cabe, bawang, merica, cuka, dan sebaginya yang tajam

8. Minuman kopi dan the kental; minuman yang mengandung soda dan alcohol.

III.6 Diskripsi Terapi Diet

Masalah gizi

Indikator

Tujuan

Implementasi

· Anemia

· BB yang kurang

· Hipoalbuminemia

· Hiperkolesterolemia

· Kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan makanan

· Hb = 10 gr/ dl

· BBA =10.6 kg

· BBA = 20 kg

· Albumin 3,5 mg %

· Kholesterol 322 mg %

· Data kebiasaan makan anak yang salah.

· Mencapai kadar Hb normal 12-14g/ dl

· Mencapai BB normal

· Mencapai kadar albumin normal 4-5,2 g/ dl

· Mencapai kadar kolesterol normal

· Memperbaiki kebiasaan makan anak yang salah.

· Memberikan makanan sumber Fe dan pendukungnya

· Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan

· Memberikan makanan tinggi protein.

· Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan

· Memberikan makanan rendah lemak

· Memberikan edukasi tentang makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh anak sesuai umur kepada orang tua.

III.7 Rencana Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi

· Topik

Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang

· Sasaran

Pasien dan keluarga

· Tujuan Penyuluhan/Konsultasi Gizi

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang.

2. Memperbaiki status gizi pasien.

3. Memberikan contoh bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.

· Waktu/Tempat

30 menit/ruang ahli gizi

· Metode

Penyuluhan dan konsultasi

· Alat Peraga

Food model, lembar balik

· Materi Penyuluhan/Konsultasi Gizi

1. Pemahaman dasar mengenai Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang, pola makan dan kebiasaan makan yang baik.

2. Penjelasan mengenai bahan makanan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk KEP dan TBC.

IV MONITORING

1. Memantau intake makanan, asupan makanan terasup berapa % sesuai kebutuhan pasien.

2. Memantau data antropometri, BB naik berapa %.

3. Memantau hasil pemeriksaan fisik & klinis awal dan akhir.

4. Memantau data pemeriksaan laboratorium HB , albumin , globulin , total protein , alkali phospat , cholesterol , creatinin awal dan akhir.

V EVALUASI

1. Apakah intake makanan sesuai kebutuhan pasien?

2. Apakah terjadi kenaikan BB pasien?

3. Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan fisik & klinis awal dan akhir?

4. Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan laboratorium HB , albumin , globulin , total protein , alkali phospat , cholesterol , creatinin awal dan akhir?

5. Setelah dilakukan penyuluhan dan konseling gizi apakah pasien memahami dan mengerti Makanan Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang?

6. Apakah pasien sudah memahami, mengerti melaksanakan diet yang diberikan?