28 April 2009

Promosi ASI Eksklusif







Saatnya merubah kebiasaan,

Cukup berikan ASI saja demi kebaikan dan kesehatan bayi.

Memang tidak ada susu yang selengkap dan sebaik ASI.


A. Latar Belakang

Intik gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung gizi kurang pada bayi dan anak (UNUCEF, 1999). Hal ini berdampak tidak saja terhadap kekurangan gizi makro tetapi juga gizi mikro yang sangat perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pemenuhan gizi bayi 0-6 bulan mutlak diperoleh melali Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi dengan ASI eksklusif (Butte et al, 2002; Kramer dan Kakuma, 2002; WHO, 2002). Berdasarkan hal ini maka upaya perbaikan gizi bayi 0-6 bulan dilakukan melalui perbaikan gizi ibu sebelum dan pada masa pemberian ASI ekslusif.

Sehubung hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP- ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak manfaat yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi. Bagi bayi yaitu melindungi dari infeksi gastrointestinal, bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan, ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi. Sedangkan manfaat bagi ibu yaitu menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga memberi jarak antar anak yang lebih panjang atau menunda kehamilan berikutnya.

Meski ASI eksklusif memiliki banyak keunggulan, jumlah ibu yang menyusui anaknya makin menurun. Data terakhir menunjukkan prevalensi ASI eksklusif cenderung menurun di Indonesia, menurut Survey Sosial Ekonomi Indonesia 2004, dilaporkan bahwa 75% ibu menyusui ASI bayi mereka paling sedikit 12 bulan dan hanya 12% ibu menyusui ASI eksklusif hingga 6 bulan. Sedangkan prevalensi pemberian ASI Ekslusif 6 bulan di kabupaten Demak hanya berkisar 5% dari target WHO 60%.

Menurunya angka pemberian ASI disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi, persepsi sosio budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang terlalu singkat, tidak adanya ruang ditempat bekerja untuk menyusui atau memompa ASI). Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat, menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.


B. Tujuan Umum

Menilai efektivitas program dalam meningkatkan prevalensi ASI eksklusif dan meningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi umur 0 – 6 bulan.


C. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan prevalensi pemberian asi eksklusif di Kabupaten Demak dari 5% menjadi 15% dalam jangka waktu 1 tahun

2. Membandingkan intervensi output sebelum dan sesudah program promosi ASI eksklusif serta mengetahui faktor risiko yang mempengaruhinya.

3. Mengetahui apakah program promosi ASI eksklusif akan meningkatkan praktek, status gizi, dan status infeksi.

4. Advokasi program promosi ASI eksklusif dengan mengikutsertakan pihak Dinkes, pemda Kabupaten Demak , Puskesmas dan ibu ibu PKK.

5. Memberikan dukungan dan solusi dengan meningkatkan alokasi dana program gizi


D. Manfaat Program

Manfaat program ASI eksklusif akan meningkatkan prevalensi menyusui sehingga membantu mengurangi bayi mudah kena sakit dan meningkatkan status gizi, ibu akan mempersiapkan diri dalam masa menyusui, meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya kesadaran gizi, memperkuat kapasitas pemerintah daerah untuk merencanakan dan mengelola program gizi dan untuk memberikan pelayanan gizi.

Hasil program ASI eksklusif akan memberikan masukan kepada pemerintah setempat untuk merencanakan, mengatur dan membuat kebijakan tentang program kesehatan khususnya program pemberian ASI eksklusif.


E. Kegiatan

1. Di Tingkat Individual

Home visit dan konseling terhadap ibu – ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan, memberikan pelatihan cara menyusui yang benar sehingga akan mengubah perilaku melalui peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktek.

2. Di Tingkat Interpersonal

Memberikan konseling kepada ayah dan nenek mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif.

3. Di Tingkat Masyarakat

Memberikan pengetahuan, keyakinan dan praktek pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan baik melalui tenaga kesehatan/media advocacy.

4. Di Tingkat Organisasi

Memberikan pelatihan kepada bidan dan tenaga kesehatan tentang ASI eksklusif. Bidan dan tenaga kesehatan diharapkan dapat mempraktekkan program inisiasi dini, promosi ASI eksklusif dan konsultasi para ibu terhadap program.

5. Di Tingkat Pemerintahan

Kebijakan dari Ka. DinKes, Camat, kepala desa yang mendukung program pemberian ASI eksklusif.


F. Penutup

Demikian proposal promosi ASI eksklusif ini dibuat guna memfasilitasi pelaksanaan intervensi pemberian ASI eksklusif dengan harapan akan meningkatkan prevalensi pemberian ASI eksklusif pada bayi, meningkatkan intervensi kesehatan di kabupaten Demak, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan keterlibatan tenaga kesehatan serta pemerintah daerah di kabupaten Demak dapat merencanakan dan mengelola program gizi sehingga menghasilkan status gizi bayi lebih baik status gizi dengan tidak mudah kena sakit..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar