12 Mei 2009

DATA DAN TABEL DARI BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah gizi yang dikenal sebagai masalah yang multikompleks karena disamping banyaknya factor satu dengan factor yang lainnya. Faktor – faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga bidang yaitu : (a) produksi pangan, (b) distribusi pangan, dan (c) pemanfaatan pangan. Enam kelompok factor di bawah bidang produksi dan distribusi pangan terdiri dari : tenaga kerja, pertanian, ekonomi, demografi, budaya dan kesehatan dapat mengakibatkan penurunan, ketidakseimbangan atau kelebihan konsumsi zat gizi.

Gizi kurang menurunkan produktivitas kerja sehingga pendapatan menjadi rendah, miskin dan pangan tidak tersedia culup. Selain itu gizi kurang menyebabkan daya tahan tubuh (resistensi) terhadap penyakit menjadi rendah.

Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian pada anak – anak. Penyebab masalah KVA adalah kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi.

Pada makalah kali ini akan membahas masalah KVA pada anak – anak. Masalah KVA pada anak-anak ini dapat disebutkan beberapa factor antara lain : kurangnya pengetahuan pada orang tua tentang sumber makanan yang mengandung vitamin A dan akibat-akibat apabila mengalami KVA.

Pada anak-anak yang sering terlihat salah satunya adalah penggunaan kaca mata. Itu salah satu akibat KVA. Pencegahan dini yang harus dilakukan orang tua adalah memberi makanan yang mengandung sumber vitamin A seperti : wortel, tomar, hati ayam, dan sejenis sayuran hijau. Itu cara yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk pencegahan dini KVA.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Teoritis

Kekurangan vitamin A merupakan penyakit sistemik yang mempengaruhi dan mengganggu sel dan jaringan diseluruh tubuh. Pengaruh terbesar dan paling khas terjadi pada mata. Kekurangan vitamin A kerap berlangsung di daerah yang serba berkekurangan ( daerah kantong ), baik yang besifat social, ekonomi, maupun ekologis. Kasus defisiensi ini cenderung terjadi secara berkelompok, bersifat musiman, mencapai puncaknya pada masa kesulitan pangan, sesudah epidemi penyakit campak dan diare, dan setelah terjadi infeksi.

Diagnosis

Kekurangan vitamin A ialah penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh, dan menyebabkan metaplasi keratinisasi pada epitel saluran pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan. Perubahan pada ketiga saluran ini relatif lebih awal terjadi ketimbang kerusakan yang terdeteksi pada mata. Namun, karena hanya mata yang mudah diamati dan diperiksa, diagnosis klinis yang spesifik didasarkan pada pemeriksaan mata.

Strategi Pencegahan

Strategi pencegahan selayaknya dimulai dengan menganalisis keadaan setempat. Faktor yang perlu sekali dikaji :

1. Siapa yang mengalami kekurangan vitamin A dan kebutaan akibat malnutrisi.

2. Tempat keadaan ini berlangsung dan menjadi masalah kesehatan masyarakat.

3. Pola pemberian ASI, diet, dan penyakit yang melatarbelakangi masalah.

4. Ketersediaan dan konsumsi pangan yang mengandung vitamin A dan provitamin A oleh golongan rentan.

5. Keadaan demografi dan ekologi.

6. Kebiasaan pangan yang sudah membudaya.

Pangan dan factor sosial-ekonomi yang melatarbelakangi KVA perlu dimengerti untuk merancang program intervensi yang tepat bagi masyarakat tertentu. Jika mungkin pengembangan program pengawasan KVA dipadukan dengan pengawasan kekurangan zat gizi (terutama iodium dan besi) dan masalah kesehatan lain.

Tiga macam intervensi utama yang dilaksanakan kini ialah :

1. Peningkatan asupan pangan yang kaya vitamin A dan provitamin A.

2. Penyebaran Vitamin A dosis tinggi secara berkala.

3. Fortifikasi makanan yang lazim disantap.

Kegiatan untuk memperbaiki status vitamin A kelompok yan diketahui mengalami defisiensi harus disatukan dengan program kesehatan masyarakat yang lain, misal :

1. Program imunisasi yang harus dilakukan pada bayi dan anak usia prasekolah.

2. Program pengawasan penyakit diare, pemberian makanan yang cukup setelah sakit, cukup vitamin dalam memulihkan kesehatan.

3. Penyediaan klinik untuk anak balita, termasuk pemantauan pertumbuhan anak.

Keamanan

Program pemberian suplementasi vitamin A diyakini efektif dan aman. Jika vitamin A diberikan sesuai dengan dosis anjuran, tidak akan terjadi efek samping yang serius dan menetap. Efek samping yang saat ini terpantau cukup ringan hanya keluhan sakit kepala atau muntah (pada bayi, fontanela mengeras atau menggelembung) dan tidak memerlukan pengobatan yang khas. Jika status vitamin A sudah baik, pemberian suplemen menjadi tidak penting.

Pendistribusian pada anak yang berisiko tinggi mencakup pemberian vitamin A dosis tinggi kepada orang yang khas berisiko mengalami defisiensi. Mereka yang beresiko tinggi adalah bayi dan anak yang menderita penyakit seperti diare akut atau berkepanjangan, infeksi akut saluran pernafasan bawah, cacar air dan KKP berat atau mereka yang tinggal serumah dengan anak yang secara klinis menderita defisiensi.

Kerangka Teori

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah gizi yang dikenal sebagai masalah yang multikompleks karena disamping banyaknya factor satu dengan factor yang lainnya. Faktor – faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga bidang yaitu : (a) produksi pangan, (b) distribusi pangan, dan (c) pemanfaatan pangan. Enam kelompok factor di bawah bidang produksi dan distribusi pangan terdiri dari : tenaga kerja, pertanian, ekonomi, demografi, budaya dan kesehatan dapat mengakibatkan penurunan, ketidakseimbangan atau kelebihan konsumsi zat gizi.

Gizi kurang menurunkan produktivitas kerja sehingga pendapatan menjadi rendah, miskin dan pangan tidak tersedia culup. Selain itu gizi kurang menyebabkan daya tahan tubuh (resistensi) terhadap penyakit menjadi rendah.

Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian pada anak – anak. Penyebab masalah KVA adalah kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi.

Pada makalah kali ini akan membahas masalah KVA pada anak – anak. Masalah KVA pada anak-anak ini dapat disebutkan beberapa factor antara lain : kurangnya pengetahuan pada orang tua tentang sumber makanan yang mengandung vitamin A dan akibat-akibat apabila mengalami KVA.

Pada anak-anak yang sering terlihat salah satunya adalah penggunaan kaca mata. Itu salah satu akibat KVA. Pencegahan dini yang harus dilakukan orang tua adalah memberi makanan yang mengandung sumber vitamin A seperti : wortel, tomar, hati ayam, dan sejenis sayuran hijau. Itu cara yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk pencegahan dini KVA.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Teoritis

Kekurangan vitamin A merupakan penyakit sistemik yang mempengaruhi dan mengganggu sel dan jaringan diseluruh tubuh. Pengaruh terbesar dan paling khas terjadi pada mata. Kekurangan vitamin A kerap berlangsung di daerah yang serba berkekurangan ( daerah kantong ), baik yang besifat social, ekonomi, maupun ekologis. Kasus defisiensi ini cenderung terjadi secara berkelompok, bersifat musiman, mencapai puncaknya pada masa kesulitan pangan, sesudah epidemi penyakit campak dan diare, dan setelah terjadi infeksi.

Diagnosis

Kekurangan vitamin A ialah penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh, dan menyebabkan metaplasi keratinisasi pada epitel saluran pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan. Perubahan pada ketiga saluran ini relatif lebih awal terjadi ketimbang kerusakan yang terdeteksi pada mata. Namun, karena hanya mata yang mudah diamati dan diperiksa, diagnosis klinis yang spesifik didasarkan pada pemeriksaan mata.

Strategi Pencegahan

Strategi pencegahan selayaknya dimulai dengan menganalisis keadaan setempat. Faktor yang perlu sekali dikaji :

1. Siapa yang mengalami kekurangan vitamin A dan kebutaan akibat malnutrisi.

2. Tempat keadaan ini berlangsung dan menjadi masalah kesehatan masyarakat.

3. Pola pemberian ASI, diet, dan penyakit yang melatarbelakangi masalah.

4. Ketersediaan dan konsumsi pangan yang mengandung vitamin A dan provitamin A oleh golongan rentan.

5. Keadaan demografi dan ekologi.

6. Kebiasaan pangan yang sudah membudaya.

Pangan dan factor sosial-ekonomi yang melatarbelakangi KVA perlu dimengerti untuk merancang program intervensi yang tepat bagi masyarakat tertentu. Jika mungkin pengembangan program pengawasan KVA dipadukan dengan pengawasan kekurangan zat gizi (terutama iodium dan besi) dan masalah kesehatan lain.

Tiga macam intervensi utama yang dilaksanakan kini ialah :

1. Peningkatan asupan pangan yang kaya vitamin A dan provitamin A.

2. Penyebaran Vitamin A dosis tinggi secara berkala.

3. Fortifikasi makanan yang lazim disantap.

Kegiatan untuk memperbaiki status vitamin A kelompok yan diketahui mengalami defisiensi harus disatukan dengan program kesehatan masyarakat yang lain, misal :

1. Program imunisasi yang harus dilakukan pada bayi dan anak usia prasekolah.

2. Program pengawasan penyakit diare, pemberian makanan yang cukup setelah sakit, cukup vitamin dalam memulihkan kesehatan.

3. Penyediaan klinik untuk anak balita, termasuk pemantauan pertumbuhan anak.

Keamanan

Program pemberian suplementasi vitamin A diyakini efektif dan aman. Jika vitamin A diberikan sesuai dengan dosis anjuran, tidak akan terjadi efek samping yang serius dan menetap. Efek samping yang saat ini terpantau cukup ringan hanya keluhan sakit kepala atau muntah (pada bayi, fontanela mengeras atau menggelembung) dan tidak memerlukan pengobatan yang khas. Jika status vitamin A sudah baik, pemberian suplemen menjadi tidak penting.

Pendistribusian pada anak yang berisiko tinggi mencakup pemberian vitamin A dosis tinggi kepada orang yang khas berisiko mengalami defisiensi. Mereka yang beresiko tinggi adalah bayi dan anak yang menderita penyakit seperti diare akut atau berkepanjangan, infeksi akut saluran pernafasan bawah, cacar air dan KKP berat atau mereka yang tinggal serumah dengan anak yang secara klinis menderita defisiensi.

Kerangka Teori












Progam Kegiatan

1. Pemeriksaan Mata Secara Sederhana

a. Tujuan Umum : Untuk mngetahui ada tidaknya gejala KVA

b. Tujuan Khusus : Untuk mengetahui prosentase anak sekolah di SD

Kebonrejo I yang menderita gejala KVA

c. Sasaran : Semua anak sekolah yang ada di SD Kebonrejo I

d. Metode : Pemeriksaan mata

e. Waktu : 3-4 Juli 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : - Buku

h. Kegiatan : - Membaca huruf pada jarak 6 meter dngan salah satu

mata ditutupi ( kanan / kiri )

- Membaca buku buta warna

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak tenteng vitamin A

sejak dini

j. Evaluasi : Semua kegiatan dapat berjalan dengan baik namun

masih ada beberapa kekurangan, diantaranya adalah :

- Alat-alat yang digunakan masih terbatas

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya kerjasama antara pihak sekolah dengan

petugas kesehatan.

2. Penyuluhan / Dialog / Konsultasi

a. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan pentingnya vitamin A

b. Tujuan Khusus : - Mengetahui manfaat dari vitamin A

- Mengetahui sumber-sumber vitamin A

- Mengetahui dampak kekurangan viamin A

- Mengetahui gejala-gejala kekurangan vitamin A

c. Sasaran : Semua guru SD Kebonrejo I

d. Metode : Ceramah dan tanya jawab

e. Waktu : 7-8 Juni 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Lembar balik, Poster, Leaflet, Food model

h. Materi : - Manfaat vitamin A bagi kesehatan mata

- Sumber-sumber vitamin A

- Dampak dan gejala kekurangan vitamin A

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan tentang vitamin A

j. Evaluasi : Pre test dan Post test

3. Pemberian Makanan Tambahan dan Kapsul Vitamin A

a. Tujuan Umum : Memperkenalkan berbagai macam olahan makanan

yang penting bagi kesehatan mata beserta manfaatnya

b. Tujuan Khusus : Memberikan kecukupan vitamin A dari makanan dan

kapsul yang diberikan

c. Sasaran : Siswa SD Kebonrejo I

d. Metode : Pembagian makanan sumber vitamin A kepada

seluruh siswa

e. Waktu : 13-16 Juni 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Makanan dan kapsul sumber vitamin A

h. Kegiatan : - Memberikan makanan kepada para siswa

- Membeikan kapsul vitamin A kepada para siswa

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak sekolah terhadap

makanan yang penting bagi kesehatan

j. Evaluasi : Pre test dan Post test

4. Lomba-Lomba

a. Tujuan Umum : Memotivasi dan menarik minat anak-anak sekolah

untuk mengetahui macam bahan makanan sumber

vitamin A

b. Tujuan Khusus : Menambah pengetahuan dan informasi tentang

vitamin A

c. Sasaran : Siswa SD Kebonrejo I

d. Me tode : Menggambar dan mewarnai

e. Waktu : 18 Juni

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Kertas gambar, Alat gambar

h. Kegiatan : Menggambar dan mewarnai berbagai macam bahan

makanan sumber sumber vitamin A

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak sekolah tentang

makanan sumber Vitamin A

j. Evaluasi : Post test

Gambaran Umum Responden.

Identitas responden

a. Usia Responden

Responden adalah anak sekolah dari SD Kebonrejo I usia 7-12 tahun, sebanyak 60 siswa dari kelas 1-6.Dari 60 siswa, responden yang berusia £ 7 tahun sebanyak 1 siswa (6.2%) dan yang berusia ³ 11 tahun sebanyak 12 siswa (21.7%). Distribusi responden menurut kelompok usia dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi menurut kelompok usia

Usia (tahun)

Jumlah

Persen

£ 7

1

6.2

8-9

20

29.3

10-11

27

42.8

³ 11

12

21.7

Total

60

100

b. Pengetahuan responden

Pengetahuan makanan sehat

Sebagian besar responden menyebutkan definisi makanan sehat adalah makanan yang cukup gizi yaitu sebanyak 30 orang (50%). Distribusi responden menurut definisi makanan sehat dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi responden menurut makanan sehat

Arti makana sehat

Jumlah

Persen

Makanan yang menarik

5

8.8

Makanan yang cukup gizi

30

50

Makanan yang enak

10

15.4

Lain-lain

15

25.8

Total

60

100

Susunan macam-macam vitamin

Dari keterangan responden untuk menyebutkan susunan macam-macam vitamin, responden yang dapat menjawab sebanyak 41 responden (62.5%). Distribusi menurut pengetahuan susunan macam-macam vitamin dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi menurut pengetahuan macan-macam vitamin

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

17

31.7

Bisa

41

62.5

Abstein

2

5.8

Total

60

100

Makanan sumber vitamin A

Dari 60 responden sebanyak 35 siswa (76.6%) bisa menyebutkan makanan sumber vitamin A. Distribusi frekuensi responden mengenai diskripsi makanan sumber vitamin A dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden mengenai sumber vitamin A

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

22

19.3

Bisa

35

76.6

Abstein

3

4.1

Total

60

100

Sebagian responden dapat menyebutkan sumber vitamin A yaitu sebanyak 35 orang (76.6%). Distribusi frekuensi responden mengenai diskripsi manfaat vitamin A dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden mengenai manfaat vitamin A

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

21

32.2

Bisa

33

59.4

Abstein

6

8.4

Total

60

100

Akibat kekurangan vitamin A

Pengetahuan responden tentang akibat kekurangan vitamin A cukup baik. Sebanyak 20 siswa (42.6%) tidak tahu akibat kekurangan vitamin A. Sedangkan responden yang bisa menjawab akibat kekurangan vitamin A hanya 35 sisiwa (63.5%). Ketidaktahuan responden, dimungkinkan karena tingkat pendidikan responden yang masih rendah. Distribusi frekuensi responden mengenai akibat kekurangan vitamin A dapat dilihat pada table 6.

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden mengenai akibat kekurangan vitamin A

Akibat kekurangan vitamin A

Jumlah

Persen

Tidak bisa menjawab

20

32.6

Bisa menjawab

35

63.5

Tidak menjawab

5

3.9

Total

60

100

BAB III

HASIL KEGIATAN

NO.

NAMA KEGIATAN

HASIL KEGIATAN

KENDALA

1.

2

3.

4.

Pemeriksaan mata

secara sederhana

Penyuluhan/ Dialog/ Konsultasi

Pemberian akanan tambahan dan kapsul vitamin A

Lomba-Lomba

Diketahui sebamyak 23% siswa SD Kebonrejo I menderita KVA

Diketahui sebanyak 92% guru di SD Kebonrejo I mengetahui gejala-gejala dan akibat kekurangan vitamin A

Diketahui sebanyak 50% siswa di SD Kebonrejo I tidak mengetahui bahan makanan sumber vitamin A

Diketahui sebanyak 40% siswa SD Kebonrejo I mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengetahui macam bahan makanan sumber vitamin A

- Peralatan kurang memadai

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya kerjasama antara

pihak sekolah dengan petugas

kesehatan

- Kurangnya fasilitas dalam

pelaksanaan

- Kurangnya partisipasi para

guru dalam menghadiri

penyuluhan tersebut

- Kurangnya dana yang tersedia

- Keadaan ekonomi para siswa

yang kurang mampu

- Kurangnya partisipasi orang

tua siswa terhadap pemberian

makanan anak setiap hari

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya minat siswa untuk

mengikuti lomba ynag

diadakan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menanggulangi KVA pada anak sekolah ndi SD Kebonrejo I, sebanyak 50% berhasil dan mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat di sekitar SD Kebonrejo I.

2. Ketidakberhasilan kegiatan tersebut sebagian besar dikarenakan masalah dana yang terbatas.

3. Dari tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa Kebonrejo sebelum diadakan kegiatan tersebut masih kurang mendapat informasi kesehatan, terutama tentang KVA.

4. Kondisi lingkungan tempat tinggal responden kurang mendukung bagi kesehatan.

5. Sebagian besar tingkat keaktifan responden di SD Kebonrejo I masih kurang.

6. Kegiatan yang dilaksanakan di SD Kebonrejo I meliputi :

- Pemeriksaan mata secara sederhana

- Penyuluhan/ dialog/ konsultasi

- Pemberian makanan tambahan dan kapsul vitamin A

- Lomba-lomba

SARAN

1. Pengetahuan responden tentang KVA perlu ditingkatkan agar prosentase penderita KVA di SD Kebonrejo dapat berkurang.

2. Keaktifan responden perlu ditingkatkan untuk mendukung kelangsungan program kegiatan yang dilaksanakan.

3. Perlu ditingkatkannya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal mereka.

4. Perlu adanya peningkatan kerjasama ntara pihak sekolah dengan petugas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan agar pengetahuan responden tantang KVA dapat meningkat.


Progam Kegiatan

1. Pemeriksaan Mata Secara Sederhana

a. Tujuan Umum : Untuk mngetahui ada tidaknya gejala KVA

b. Tujuan Khusus : Untuk mengetahui prosentase anak sekolah di SD

Kebonrejo I yang menderita gejala KVA

c. Sasaran : Semua anak sekolah yang ada di SD Kebonrejo I

d. Metode : Pemeriksaan mata

e. Waktu : 3-4 Juli 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : - Buku

h. Kegiatan : - Membaca huruf pada jarak 6 meter dngan salah satu

mata ditutupi ( kanan / kiri )

- Membaca buku buta warna

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak tenteng vitamin A

sejak dini

j. Evaluasi : Semua kegiatan dapat berjalan dengan baik namun

masih ada beberapa kekurangan, diantaranya adalah :

- Alat-alat yang digunakan masih terbatas

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya kerjasama antara pihak sekolah dengan

petugas kesehatan.

2. Penyuluhan / Dialog / Konsultasi

a. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan pentingnya vitamin A

b. Tujuan Khusus : - Mengetahui manfaat dari vitamin A

- Mengetahui sumber-sumber vitamin A

- Mengetahui dampak kekurangan viamin A

- Mengetahui gejala-gejala kekurangan vitamin A

c. Sasaran : Semua guru SD Kebonrejo I

d. Metode : Ceramah dan tanya jawab

e. Waktu : 7-8 Juni 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Lembar balik, Poster, Leaflet, Food model

h. Materi : - Manfaat vitamin A bagi kesehatan mata

- Sumber-sumber vitamin A

- Dampak dan gejala kekurangan vitamin A

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan tentang vitamin A

j. Evaluasi : Pre test dan Post test

3. Pemberian Makanan Tambahan dan Kapsul Vitamin A

a. Tujuan Umum : Memperkenalkan berbagai macam olahan makanan

yang penting bagi kesehatan mata beserta manfaatnya

b. Tujuan Khusus : Memberikan kecukupan vitamin A dari makanan dan

kapsul yang diberikan

c. Sasaran : Siswa SD Kebonrejo I

d. Metode : Pembagian makanan sumber vitamin A kepada

seluruh siswa

e. Waktu : 13-16 Juni 2005

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Makanan dan kapsul sumber vitamin A

h. Kegiatan : - Memberikan makanan kepada para siswa

- Membeikan kapsul vitamin A kepada para siswa

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak sekolah terhadap

makanan yang penting bagi kesehatan

j. Evaluasi : Pre test dan Post test

4. Lomba-Lomba

a. Tujuan Umum : Memotivasi dan menarik minat anak-anak sekolah

untuk mengetahui macam bahan makanan sumber

vitamin A

b. Tujuan Khusus : Menambah pengetahuan dan informasi tentang

vitamin A

c. Sasaran : Siswa SD Kebonrejo I

d. Me tode : Menggambar dan mewarnai

e. Waktu : 18 Juni

f. Tempat : SD Kebonrejo I

g. Media : Kertas gambar, Alat gambar

h. Kegiatan : Menggambar dan mewarnai berbagai macam bahan

makanan sumber sumber vitamin A

i. Indikator : Peningkatan pengetahuan anak sekolah tentang

makanan sumber Vitamin A

j. Evaluasi : Post test

Gambaran Umum Responden.

Identitas responden

a. Usia Responden

Responden adalah anak sekolah dari SD Kebonrejo I usia 7-12 tahun, sebanyak 60 siswa dari kelas 1-6.Dari 60 siswa, responden yang berusia £ 7 tahun sebanyak 1 siswa (6.2%) dan yang berusia ³ 11 tahun sebanyak 12 siswa (21.7%). Distribusi responden menurut kelompok usia dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi menurut kelompok usia

Usia (tahun)

Jumlah

Persen

£ 7

1

6.2

8-9

20

29.3

10-11

27

42.8

³ 11

12

21.7

Total

60

100

b. Pengetahuan responden

Pengetahuan makanan sehat

Sebagian besar responden menyebutkan definisi makanan sehat adalah makanan yang cukup gizi yaitu sebanyak 30 orang (50%). Distribusi responden menurut definisi makanan sehat dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi responden menurut makanan sehat

Arti makana sehat

Jumlah

Persen

Makanan yang menarik

5

8.8

Makanan yang cukup gizi

30

50

Makanan yang enak

10

15.4

Lain-lain

15

25.8

Total

60

100

Susunan macam-macam vitamin

Dari keterangan responden untuk menyebutkan susunan macam-macam vitamin, responden yang dapat menjawab sebanyak 41 responden (62.5%). Distribusi menurut pengetahuan susunan macam-macam vitamin dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi menurut pengetahuan macan-macam vitamin

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

17

31.7

Bisa

41

62.5

Abstein

2

5.8

Total

60

100

Makanan sumber vitamin A

Dari 60 responden sebanyak 35 siswa (76.6%) bisa menyebutkan makanan sumber vitamin A. Distribusi frekuensi responden mengenai diskripsi makanan sumber vitamin A dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden mengenai sumber vitamin A

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

22

19.3

Bisa

35

76.6

Abstein

3

4.1

Total

60

100

Sebagian responden dapat menyebutkan sumber vitamin A yaitu sebanyak 35 orang (76.6%). Distribusi frekuensi responden mengenai diskripsi manfaat vitamin A dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden mengenai manfaat vitamin A

Menyebutkan susunan

Jumlah

Persen

Tidak bisa

21

32.2

Bisa

33

59.4

Abstein

6

8.4

Total

60

100

Akibat kekurangan vitamin A

Pengetahuan responden tentang akibat kekurangan vitamin A cukup baik. Sebanyak 20 siswa (42.6%) tidak tahu akibat kekurangan vitamin A. Sedangkan responden yang bisa menjawab akibat kekurangan vitamin A hanya 35 sisiwa (63.5%). Ketidaktahuan responden, dimungkinkan karena tingkat pendidikan responden yang masih rendah. Distribusi frekuensi responden mengenai akibat kekurangan vitamin A dapat dilihat pada table 6.

Tabel 6. Distribusi frekuensi responden mengenai akibat kekurangan vitamin A

Akibat kekurangan vitamin A

Jumlah

Persen

Tidak bisa menjawab

20

32.6

Bisa menjawab

35

63.5

Tidak menjawab

5

3.9

Total

60

100

BAB III

HASIL KEGIATAN

NO.

NAMA KEGIATAN

HASIL KEGIATAN

KENDALA

1.

2

3.

4.

Pemeriksaan mata

secara sederhana

Penyuluhan/ Dialog/ Konsultasi

Pemberian akanan tambahan dan kapsul vitamin A

Lomba-Lomba

Diketahui sebamyak 23% siswa SD Kebonrejo I menderita KVA

Diketahui sebanyak 92% guru di SD Kebonrejo I mengetahui gejala-gejala dan akibat kekurangan vitamin A

Diketahui sebanyak 50% siswa di SD Kebonrejo I tidak mengetahui bahan makanan sumber vitamin A

Diketahui sebanyak 40% siswa SD Kebonrejo I mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengetahui macam bahan makanan sumber vitamin A

- Peralatan kurang memadai

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya kerjasama antara

pihak sekolah dengan petugas

kesehatan

- Kurangnya fasilitas dalam

pelaksanaan

- Kurangnya partisipasi para

guru dalam menghadiri

penyuluhan tersebut

- Kurangnya dana yang tersedia

- Keadaan ekonomi para siswa

yang kurang mampu

- Kurangnya partisipasi orang

tua siswa terhadap pemberian

makanan anak setiap hari

- Kurangnya dana yang tersedia

- Kurangnya minat siswa untuk

mengikuti lomba ynag

diadakan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menanggulangi KVA pada anak sekolah ndi SD Kebonrejo I, sebanyak 50% berhasil dan mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat di sekitar SD Kebonrejo I.

2. Ketidakberhasilan kegiatan tersebut sebagian besar dikarenakan masalah dana yang terbatas.

3. Dari tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa Kebonrejo sebelum diadakan kegiatan tersebut masih kurang mendapat informasi kesehatan, terutama tentang KVA.

4. Kondisi lingkungan tempat tinggal responden kurang mendukung bagi kesehatan.

5. Sebagian besar tingkat keaktifan responden di SD Kebonrejo I masih kurang.

6. Kegiatan yang dilaksanakan di SD Kebonrejo I meliputi :

- Pemeriksaan mata secara sederhana

- Penyuluhan/ dialog/ konsultasi

- Pemberian makanan tambahan dan kapsul vitamin A

- Lomba-lomba

SARAN

1. Pengetahuan responden tentang KVA perlu ditingkatkan agar prosentase penderita KVA di SD Kebonrejo dapat berkurang.

2. Keaktifan responden perlu ditingkatkan untuk mendukung kelangsungan program kegiatan yang dilaksanakan.

3. Perlu ditingkatkannya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal mereka.

4. Perlu adanya peningkatan kerjasama ntara pihak sekolah dengan petugas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan agar pengetahuan responden tantang KVA dapat meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar