16 April 2009

Gangguan Pertumbuhan Akibat Defisiensi Seng (Zn)



Zinc yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai seng, dan dalam ilmu kimia dilambangkan dengan Zn, merupakan mineral penting yang terdapat dalam semua sel tubuh mahluk hidup, termasuk tubuh manusia. Lebih dari 300 macam enzim di dalam tubuh manusia memerlukan zinc sebagai kofaktor untuk menjamin optimasi fungsinya. Seng merupakan penggerak enzim tertentu, seperti arang anhydrase. Arang anhydrase adalah penting dalam pengangkutan karbon dioksida dalam darah bertulang belakang. Hal ini juga diperlukan untuk tanaman dalam pembentukan daun, dari indole sintesis asam cuka (auxin) dan respirasi anaerobik (fermentasi alkohol).


Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan anak dan kematangan seksual. Secara biokimia, zinc terlibat dalam biosintesis DNA (asam deoksiribonukleat) dan diduga sebagai aktivator enzim kolagen sintetase, yaitu suatu enzim yang berperan dalam biosintesis kolagen dan meningkatkan perbaikan jaringan (www.1uphealth.com). Anak-anak yang kekurangan zat seng mengalami gangguan pertumbuhan kecerdasan. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya kekurangan zat seng pada sejumlah besar penduduk, terutama pada anak-anak. Dalam hal ini, seng dibutuhkan dalam proses percepatan pertumbuhan, menstabilkan struktur membran dan mengaktivkan hormon pertumbuhan. Selain itu defisiesi seng dapat mengakibatkan fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi pankreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna. Disamping itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak. Karena kekurangan seng mengganggu metabolisme vitamin A, sering terlihat gejala yang terdapat pada kekurangan vitamin A. Kekurangan seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka.


Banyaknya seng yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada faktor usia, faktor fisiologisnya (banyaknya seng yang harus diabsorbsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan jaringan, pertumbuhan dan sekresi air susu), serta karakteristik diet. Penyebab utama kekurangan zat seng adalah rendahnya jumlah zat seng dari asupan makanan dan pendayagunaan zat seng dari tumbuh-tumbuhan yang masih sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan kompensasi zat seng dengan makanan ekstra.


Seng terdapat pada berbagai jenis bahan pangan. Tiram mengandung seng dalam jumlah terbesar per takaran sajinya. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, daging dan unggas memenuhi mayoritas kebutuhan seng karena lebih sering dikonsumsi. Sumber-sumber seng lain yang dapat dikonsumsi adalah biji-bijian, kacang-kacangan, makanan laut, gandum-ganduman dan produk-produk susu.


Di dalam tubuh, sistem penyerapan seng yang berasal dari sumber hewani berlangsung lebih baik daripada yang berasal dari bahan nabati. Penyebab utama penghambatan penyerapan seng dari bahan nabati adalah tingginya kadar asam fitat dalam gandum-ganduman, serealia, kacang-kacangan dan sebagainya. Asam fitat dapat bertindak sebagai antinutrisi, yang mekanisme kerjanya adalah menghambat penyerapan seng dari bahan nabati. Dalam kaitannya dengan seng, kombinasi konsumsi daging, unggas, makanan laut, gandum-ganduman, polong-polongan kering, kacang-kacangan, dan sereal yang telah difortifikasi merupakan pilihan yang paling baik.


Kebutuhan Zat Seng :

Dewasa 10-20 mg/hari

Wanita 25-30 mg/hari

Wanita hamil dan menyusui 30-40 mg/hari

Bayi 3-5 mg/hariAnak-anak 10 mg/hari




Daftar pustaka :

Almatsier, Sunita (Ed). Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Anonym. Seng. 2 November 2008. http://en.wikipedia.org.

Anonym. Suplementasi Iron Zinc Antisipasi Anemia Remaja Putri. 15 Mei 2004. http://www.gizi.net.

Astawan, Made. Zinc Mineral Peningkat Kkebalan Tubuh. 23 September 2008. http://www. kompas.com.

Reviana. Peran Mineral Seng (Zn) Dari Kesehatan Tubuh. 2004. Cermin Dunia Kedokteran. http://www.kalbe.co.id.

Sofia, Dinna. 2003. Anti Oksidan Dan Radikal Bebas. http://www.chem-is-try.org.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar